MEDIA JAMBI – PT Rimba Hutani Mas (RHM) yang beroperasi di Kabupaten Tanjab Barat berinisitaif mempertahankan 10 persen dari konsesi yang didapatnya untuk kawasan lindung. Ini diperlukan untuk keseimbangan aspek produksi, konservasi dan sosial ekonomi masyakarat di sekitar kawasan.
Kawasan yang dipertahankan itu berada di Kecamatan Tungkal Ulu dengan luas areal sekitar 9.688 hektar—yang disebut Kawasan Lindung Taman Raja.
“Ini adalah kawasan hutan perawan yang belum dijamah manusia,” kata Deputy Director Sustainabiliti & Stakeholder Engagement Asia Pulp and Paper Dewi P Bramono kepada Media Jambi, Selasa pekan lalu Kawasan Lindung Taman Raja merupakan bagian dari konsesi PT RHM yang merupakan bagian dari Sinar Mas Forestry sesuai SK Menteri Kehutanan nomor 68/Menhut-II/2004 pada tanggal 24 Maret.
Secara geografis kawasan lindung ini berada di ketinggian 40 hingga 500 meter dari permukaan laut (dpl). Kawasan ini memiliki topografi yang sangat beragam, delapan persen di bagian timur dan selatan, di bagian utara dan barat 40 persen dan cenderung berbukit.
Menurutnya ada beberapa alasan pokok kenapa kawasan ini dijadikan kawasan lindung. Yakni karena topografi yang cenderung berbukit. Wilayah itu merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Asam. Airnya yang jernih menjadi sumber penghidupan bagi desa-desa sekitarnya seperti Lubuk Bernai, Taman Raja, Tanjung Bojo, Rantau benar dan Suban.
Selain itu kawasan lindung ini memiliki keaneka ragaman hayati baik satwa maupun fauna. Masih terdapat harimau sumatera di kawasan ini disamping macan dahan, beruang madu, tringgiling dan rangkong.
Begitu pula dengan kayu yang ada, adalah kayu alami seperti bulian dan mersawa. “Bagi warga di sekitar kawan lindung dapat mengambil hasil hutan non kayu yang tersedia,” katanya. Hasil hutan non kayu itu madu, getah, jernang, gaharu, rotan, tumbuhan obat dan lain sebagainya.
Yang terpenting, katanya kawasan lindung ini bersebelahan dengan Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT). Sehinga diharapkan dapat menjadi kawasan peyangga TNBT. Dengan demikian, home range bagi hewan yang berada di TNBT akan semakin luas. “Keberadaan kawasan ini hendaknya dapat dipertahankan fungsi ekologinya,” katanya.(joe)
Senin, 29 Juni 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar